Oleh : Dori Vernanda
(Guru SDN.19 Kampung Baru Kota Pariaman)
Masih ingatkah kita dengan istilah “Buku adalah jendela dunia”. Apapun yang ingin kita ketahui ada di dalam buku, baik yang ada di dalam bumi beserta isinya maupun yang ada di luar bumi.
Demikian juga dengan istilah banyak membaca banyak tahu, berdasarkan hasil penelitian Irma Yuliani (2012) tentang hubungan minat baca IPS siswa kelas V SD se gugus 3 kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, diperoleh sebuah kesimpulan, semakin tinggi minat baca siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar siswa tersebut.
Namun saat ini apa yang terjadi, bagi kebanyakan siswa di berbagai tempat, buku tidak lagi diminati untuk dibaca untuk dijadikan sumber ilmu pengetahuan. Di sekolah buku tidak lebih sebagai barang pajangan, penghuni rak yang tersusun rapi di perpustakaan. Akhirnya banyak buku yang sudah berdebu, dimakan rayap karena jarang di sentuh.
Menyikapi semua permasalahan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan sebuah regulasi untuk menumbuh kembangkan minat baca melalui gerakan literasi sekolah (GLS). Hal ini diwujudkan dengan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015. Bahkan sebagai perwujudan implemetasinya beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowidodopun mengadakan kegiatan gemar membaca dan melakukan kegiatan dongeng kepada anak-anak di Istana Negara.