Kamang, SpiritSumbar.com – Sore itu cuaca kurang bersahabat mendung terlihat deretan perbukitan tertutup awan gelap dan akan hujan lagi, daerah ini sudah tiga hari hujan mengguyur Jorong Ladang tibarau, Nagari Kototangah, Kecamatan Tilatang kamang. Tentu hal demikian berakibat kurang menguntungkan dan baik untuk produksi kerupuk yang dilakoni ibu Irawati dan -ibu ibu lainya. Tidak banyak yang menjemurkan samia di halaman rumah, Senin (10/4/2017) sore itu.
Baca: Berawal Bantu Suami, Irawati Justru Hidupkan Ekonomi Negeri
Samia merupakan anyaman dari bambu yang dibuat persegi panjang dengan ukuran 2 x 1 meter. Gunanya untuk menjemur adonan kerupuk yang sudah dicetak bulat tipis. Seukuran diameter bibir gelas cetakannya.
Untuk satu buah samia, dapat menjemur sebanyak 110 buah kerupuk mentah. Irawati, memiliki samia sebanyak 30 buah. Jika sehari dia dapat menjemur keseluruhan samia, maka ada sekitar 3.000 kerupuk mentah yang siap dipasarkan.Sekarung ubi dengan modal Rp 200 ribu dapat dibagi menjadi tiga ember, alias tiga kali adonan. Satu ember dapat menghasilkan 30 samia,” jelas Irawati. Kerupuk yang sudah kering, lanjutnya, akan diikat dan dikemas dengan jumlah yang bervariasi. Kalau satu ikat isi 80 buah kerupuk maka harganya Rp 3.700. Jika isi 100 buah kerupuk harga jualnya Rp 4.500. Rata-rata satu karung ubi mentah dapat terjual sekitar Rp 420.000 jika telah menjadi kerupuk kamang terang Irawati dua anak ini menjelaskan.