Kemudian Aceh 5 dokter, Riau 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, Sumatera Selatan 3 dokter, Kepulauan Riau 3 dokter, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, Papua Barat 1 dokter, Sumatera Barat 1 dokter, Bengkulu 1 dokter, dan masih ada satu dokter menunggu verifikasi.
“Pemda harus betul-betul memberi perhatian mengenai masalah ini. Apalagi berdasarkan data IDI, 159 dokter yang meninggal ini justru kebanyakan bekerja di rumah sakit non-rujukan pasien Covid-19. Artinya ada suatu masalah yang harus dicari jalan keluarnya agar dokter-dokter ini tidak tertular Corona,” tegas LaNyalla.
Dari survei IDI pun diketahui ada 28% dokter di Jawa Timur meninggal karena Covid-19 dari praktek pribadi. Kemudian sebanyak 22% lainnya dari Puskesmas. IDI menegaskan, seluruh tenaga kesehatan berisiko terpapar Corona di seluruh tingkat fasilitas kesehatan.
“Ini juga jadi pekerjaan rumah m besar bagi senator-senator, khususnya senator yang daerah asal pemilihannya terdapat kasus Corona tinggi. Harus ada peran aktif para senator agar ambil bagian secara nyata memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ucap LaNyalla.
“Senator juga harus terus melakukan sosialisasi, turun ke lapangan mengimbau kepada masyarakat agar disiplin protokol kesehatan dan jauhi kerumunan. Sekaligus untuk mengingatkan terus kepala daerah di dapil masing-masing agar tidak lengah dalam menangani pandemi Corona,” tutup senator asal dapil Jawa Timur itu. (*)