Spiritsumbar.com, Solok – Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini adalah masih tingginya angka pengangguran. Ironisnya, kontribusi lulusan SMK terhadap jumblah pengangguran justru lebih tinggi dari lulusan SMA.
Seharusnya hal ini tak terjadi, karena, siswa SMK sejak awal sudah diperkenalkan,diajarkan dan dilatih untuk memiliki keahlian.
Hal itu diungkapkan Wakil Walikota Solok, Reinier ST MM saat bertindak sebagai pembina upacara bendera, di Lapangan SMKN 2 Solok, Jl.Tunas Bangsa I Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok,Senin (3/9/2018).
Dihadapan Kepala SMKN 2 Solok Drs. Abdul Hadi,sp.PSA, seluruh majelis guru, serta ratusan siswa dan siswi SMKN 2 Solok, Reinier mengatakan, tingginya kontribusi lulusan SMK terhadap jumlah pengangguran ini disebabkan karena lebih rendahnya keahlian khusus atau soft skill lulusan SMK dibandingkan lulusan SMA.
“Berdasarkan kajian Bank Dunia, kemampuan soft skill siswa SMK rata rata nasionalnya dibawah lulusan SMA. Namun demikian masih ada juga SMK yang memiliki soft skill yang lebih baik, terutama SMK yang memiliki kualitas pendidikan yang sudah teruji,”ujar Reinier.
Dijelaskan Reinier, kemampuan soft skill itu dapat dilihat dari cara siswa memahami kondisi psikologisnya sendiri,mengatur ucapan,pikiran dan sikap sesui dengan lingkungan sekitar. Kemampuan soft skill ini terbentuk dari kemampuan menguasai matematika,sains dan kemampuan membaca.
Berdasarkan kajian dengan mempedomani hasil ujian nasional, ternyata rata rata nilai matematika, sains dan kemampuan membaca lulusan SMA jauh lebih tinggi dari lulusan SMK.
Untuk itu,kata Reinier,untuk menekan angka pengangguran siswa SMK mau tak mau harus meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan soft skill.
Disamping itu, peningkatan kompetensi guru yang mengampu mata pelajaran juga harus ditingkatkan. Sehingga peserta didik bisa mendapatkan pemehaman teori dan praktik yang lengkap yang nantinya bisa diterapkan di dunia kerja.(eri)
Video korban regulasi pendidikan setengah hati