Oleh: Widiastuti ( Guru SMPN.1 Tiumang)
Kemendikbud mencatat rata-rata hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs Tahun 2018 kemaren mengalami penurunan (Detik News, 25 Mei 2018).
Salah satu penyebab turunnya hasil UNBK di tahun 2018 ini diakui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy adalah karena tingkat kesulitan soal lebih tinggi dibandingkan dengan soal-soal tahun sebelumnya (Harian Kompas: 13 April 2018).
Pemerintah sudah mulai menerapkan standar internasional, baik untuk matematika, literasi maupun untuk ilmu pengetahuan alam dalam bentuk soal-soal HOTS (Higher Order Thingking Skills).
Namun bukan berarti tidak ada penyebab lainnya mengapa hasil UNBK di tahun 2018 ini turun. Di kalangan masyarakat luas juga mengeluhkan turunnya nilai anak-anak mereka dalam mengikuti UNBK disebabkan karena masih belum familiarnya peserta didik menggunakan aplikasi komputer sebagai sarana ujian.
Sebenarnya kebijakan pemerintah tentang pelaksanaanUNBK membuat siswa dalam ujian merasa lebih tenang, nyantai, tidak terlihat begitu tegang seperti tahun-tahun sebelumnya.
UNBK tidak bisa dipandang remeh walaupun tidak mempengaruhi kelulusan, karena ini akan berkaitan dengan masa depan para siswa untuk mencari sekolah lanjutan yang favorit.
Banyak orang tua zaman now yang merasa kewalahan menyuruh anaknya untuk belajar di rumah karena mereka selalu memberi alasan bahwa nilai UNBK tidak mempengaruhi kelulusan. Terbukti banyak siswa yang memperoleh hasil UNBK yang jauh dari harapan, sehingga banyak pula orang tua yang cemas jika anaknya tidak dapat masuk ke sekolah favorit. Bukan berarti tidak ada siswa yang memperoleh nilai yang baik bahkan yang amat baik.