Spiritsumbar.com | Pasar Baru – Masyarakat miskin, kurang beruntung, kurang mampu maupun penyandang disabilitas di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terus menjadi fokus Lisda Hendrajoni.
Ketua Tim Penggerak PKK Pessel ini selalu melakukan upaya agar warga yang mengalami segala ragam kesulitan dapat terbantu secara menyeluruh dengan program-program sosial yang ia gerakkan.
Kata dia, memang tidak mutlak seluruh dapat terbantu, tetapi secara berangsur ia bertekad untuk mengentaskan ketidakberdayaan masyarakat dalam segala macam kesulitan.
Banyak program sosial mantan pramugari tersebut, mulai bantuan bedah rumah, perbaikan gizi buruk, operasi bibir sumbing, biaya keluarga di rumah sakit (biaya makan 3 kali sehari ) termasuk memberikan kursi roda bagi yang membutuhkan.
Kali ini, Senin (31/7), Lisda yang juga selaku ketua Lembaga Kordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) menyerahkan bantuan kursi roda kepada Alif (12) warga Luhung, Kenagarian Pasar Baru, Kecamatan Bayang dan Sandi (14) warga Teluk Betung, Kecamatan Batang Kapas yang lumpuh sejak lahir. Hingga kini kakinya melemas dan tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan.
Sementara Alif warga Luhung seorang anak pintar yang tidak bisa berdiri dan berjalan utuh seperti umumnya dengan teman-temannya di sekolah merasa senang ketika mendapatkan bantuan kursi roda dari Lisda. “Mudah-mudahan bermanfaat. Alif makin rajin dan pintar”ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa program dunsanak membantu dunsanak akan diupayakan dalam memenuhi kebutuhan bantuan kursi roda.
Selain bantuan kursi roda, Lisda mengatakan enam ribu lebih rumah yang tidak layak huni disana juga menjadi perhatian serius. “Karna menurut saya rumah itu sangat penting. Makanya program bedah rumah menjadi program unggulan saya. Dengan niat yang tulus, Insyaallah kita didukung oleh banyak pihak”ulasnya.
Sementara, Aprial Habbas Wakil Ketua DPRD Pessel yang menghadiri penyerahan bantuan tersebut menyambut dengan rasa haru. Ia sedih hingga meneteskan air mata. Dikampung halaman dia itu, masih banyak warga yang hidup dalam garis kemiskinan.
Secara ekonomi, warga hanya bekerja sebagai nelayan dan banyak rumah yang tidak layak huni. “Boleh dikatakan tidak ada satupun yang pegawai”jelasnya.
Oleh justru itu, program merakyat yang dilakukan Lisda didukung karna langsung menyentuh terhadap masyarakat kecil yang miskin. (Niko).