Dialektika madilog menjelaskan panjang lebar bagaimana cara berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Hatta yang terkenal sebagai pemikir dan pejuang mengusung konsep ekonomi kerakyatan. Dalam membangun ekonomi rakyat, dari kita untuk kita melaui konsep koperasi sampai kini koperasi diakui kebermanfaatannya.
Dua contoh generasi emas gelombang pertama minang ini menunjukan kepada kita bahwa budaya berpikir tingkat tinggi sudah dimulai sejak dulu. Kita yang hari ini sebagai anak kemanakan dari generasi emas gelombang pertama minangkabau, tentunya harus mewarisi cara berpikir besar yang mengagumkan ini.
Tugas intelektual adalah mengurai konsep rumit menjadi mudah dan menarik untuk dipahami oleh rakyat banyak. Jangan sampai dibalik ! Memahami cara berpikir tingkat tinggi dengan cara sederhana dan mudah adalah jalan keluar dari kelirunya memahami cara berfikir tingkat tinggi (HOTS).
Anggapan semula mengenai HOTS yang sulit, sukar. Akibat kekeliruan dalam memahami HOTS, sehingga membiasakan belajar dengan berpikir tingkat tinggi menjadi hantu yang menakutkan. Memahami berpikir tingkat tinggi dengan beranggapan berpikir sulit, rumit menjadikan HOTS terasa jauh dari keseharian rakyat, semakin tidak menarik.
HOTS berpikir tingkat tinggi ala minang kabau adalah tawaran solusi dari anggapan rumit, sulit, sukarnya membudayakan berpikir tingkat tinggi.
Tonton Video Terkini:
Filosofi minangkabau “Alam takambang mnjadi guru. Cewang di langik tando ka paneh, gabak di lawik tando ka hujan. Alun takilek alah takalam, Takilek ikan dalam lawik alah jaleh jantan jo batinonyo”. Pepatah petitih minangkabau ini adalah bentuk dari berpikir tingkat tinggi yang diekspresikan melaui kiasan-kiasan.
Harus dimaknai, betapa tajamnya analisa yang yang diuraikan dari pepatah petitih diatas. Mengaitkan konsep konsep ilmiah seperti konsep daur hidrologi, konsep ekologi.
Perkiraan cuaca, Ekosistem laut, sehingga mampu memperkirakan (prediksi) cuaca berdasarkan pengamatan tanda-tanda alam. Sehingga dapat melakukan persiapan saat datang hujan atau panas. lalu kemudian mengampil keputusan yang tepat apakah nelayan turun melaut atau tidak.
Selanjutnya : Generasi minangkabau tidak hanya terbiasa bernalar dengan pepatah petitihnya, secara bathiniah (intuisi) juga terlatih, “kato malereang, kato mandaki, [ ….. ]
Halaman